22/05/12

Benang Merah Antara Lady Gaga dan Irshad Manji

Saat tulisan ini dibuat, polemik akan kedatangan artis Amerika Lady Gaga kian memanas. Pasalnya mulai dari tukang becak sampai pejabat tingkat atas semua membicarakan. Kakak-kusuk baik yang pro dan kontra semakin meruncing dalam dialog di TV, wawancara di tabloid atau koran bahkan sekedar ocehan di jejaring sosial semisal tweeter atau facebook. Berbagai alasan dikemukakan. Pihak yang mendukung konser Lady Gaga beralasan bahwa konser musik adalah bagian dari kebebasan berekspresi.  Ada yang beralasan, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kehadiran Lady Gaga. Sebab, itu hanya konser musik biasa. Bahkan ada tokoh NU yang berbicara di TV One begini: "ada sejuta Lady Gaga pun tidak ada masalah. Yang penting imannya kuat". Yang lebih aneh lagi, ada yang bernada bijak tapi ternyata bijak KW3 alias palsu. Seperti ocehan berikut: “Apa salahnya dengan pornografi? Atau lesbi? Atau perbuatan-perbuatan maksiat lainnya? Toh ga merugikan anda. Jika anda tidak suka, ya ga usah ditonton, ga usah diikuti. Jika takut anak anda terpengaruh, ya perkuat pendidikan iman anak-anak anda. Kalau iman sudah kuat, mau 1000 Lady Gaga datang ke Indonesia, iman kita (dan anak-anak kita) tidak akan terpengaruh..” Hellooo.. Kita memang makhluk individu, tapi kita juga makhluk sosial. Setiap tindakan kita, sekecil apapun, akan berpengaruh terhadap lingkungan kita. Contoh gampangnya, kenapa kita protes sama tetangga kita yang buang sampah ke kali? “Toh sampahnya sampah dia sendiri, kalinya bukan milik mbahmu kan? lantas kenapa ente yang sewot?” Lha memangnya kalo banjir, banjirnya muter-muter dulu cari siapa bajingan yang membuang sampah, lalu terus menyerbu menggenangi rumah tetangga anda saja sampai setinggi kepala? Lalu bagaimana menyikapi konser Lady Gaga ini?  Lepas dari soal pro-kontra konser Lady Gaga, marilah kita dudukkan masalahnya dengan jernih. Tentu saja, sebagai Muslim, kita mencoba melihat masalah Lady Gaga dari sudut pandang Islam, bukan sudut pandang liberalisme, sekularisme, atau ateisme. Lady Gaga adalah penyanyi terkenal. Albumnya sudah laku jutaan kopi. Tapi, perilakunya sangat buruk. Ia pengumbar pornografi, pornoaksi, pendukung seks bebas, dan juga homoseks dan lesbianisme.  Pada 12 Maret 2010, situs www.tabloidbintang.com meluncurkan kabar, bahwa Lady Gaga menyatakan kesiapannya menjadi seorang lesbian. “Tidak ada batasan atau peraturan dalam hal cinta,” ujar Gaga. Sebagai Muslim, harusnya semua sepakat, bahwa apa yang dilakukan dan dipromosikan oleh Lady Gaga adalah kebatilan dan kemunkaran.  Adalah  sangat tepat, bahwa pemerintah – dalam hal ini pihak kepolisian RI – menghentikan kemunkaran berupa konser Lady Gaga.  Itu memang tugas penguasa. Bukankah Nabi Muhammad SAW sudah memerintahkan, bahwa siapa saja yang melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya (kekuasannya); jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika pun dengan lisan tidak mampu juga, maka cukup dengan doa, yakni tidak ridha atas kemunkaran itu. Itulah, kata Nabi SAW,  selemah-lemah iman. Jika sekedar tidak ridha, atau benci terhadap kemunkaran, sudah dikatakan sebagai “selemah-lemah iman”, bagaimana jika seseorang menjadi pendukung kemunkaran? Rabu (16/5/2012) malam, sebuah TV swasta menyiarkan sebuah acara perdebatan panjang seputar pembatalan konser Lady Gaga.  Sepanjang acara berlangsung, sejumlah SMS dan twiter  berseliweran. Sebagian diantaranya berisi penyesalan, betapa acara itu menjadi panggung aduan bagi sesame Muslim.  Yang lebih mengerikan, ada tokoh-tokoh yang berbicara dengan nada tidak berkeberatan dengan kehadiran dan konser Lady Gaga. Bahkan, beberapa peserta diskusi masih menggugat kasus pembatalan diskusi tokoh Lesbi, Irshad Manji, di sejumlah tempat  di Indonesia, beberapa waktu lalu. Ada logika aneh yang dimunculkan dalam kasus Lady Gaga dan Irshad Manji. Yakni, biarkan mereka bicara; jika tidak setuju ya diajak diskusi saja!  Padahal, Irshad Manji bukan hanya promosi lesbi dalam buku-buku dan situs pribadinya. Tetapi, dia juga sangat menghina Nabi Muhammad SAW. Bahkan, lebih dari itu, dalam situs pribadinya, www.irshadmanji.com, tampak jelas, bagaimana dukungan si Manji terhadap penjahat penghina Nabi Muhammad SAW, Salman Rushdie. Ada yang beralasan, bahwa biarlah Irshad Manji dan Lady Gaga berbagi pemikiran dan kesenangan melalui hiburan! Katanya, soal pribadi jangan dikaitkan dengan pemikiran atau karya seninya!  Apa pun pribadinya,  tak perlu dikaitkan dengan karyanya. Logika kebebasan berpendapat dan berekspresi tanpa batas  terbukti tidak tepat dan tidak diterima di mana saja.  Di Indonesia, misalnya,  sudah lama dilarang penyebaran paham komunisme. Bagaimana dengan penyebaran paham lesbianisme yang juga sangat besar tingkat kejahatannya? Jadi,  manusia yang sehat pikirannya, pasti akan menolak konsep kebebasan yang tanpa batas. Yang perlu disadari adalah setiap aspek dan gerak kehidupan manusia tak lepas dari tantangan.  Utamanya, tantangan yang  ditimbulkan oleh musuh  abadi umat manusia, yaitu SETAN.  Banyak yang menarik jika kita menelaah penjelasan al-Quran tentang bagaimana logika dan kiat-kiat setan dalam menyesatkan manusia. sebagai Muslim, kita sudah dijelaskan dalam banyak ayat al-Quran  bahwa setan adalah musuh manusia yang nyata.  Setan tak pernah berhenti berusaha untuk menyesatkan manusia. Dan salah satu metode setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan cara memoles perbuatan maksiat dan jahat sehingga tampak indah dalam pandangan manusia. “Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan  mereka semuanya.” (QS al-Hijr:39). Semoga kita cukup tangguh,cerdas dan berani berkata jujur tanpa menggampangkan perkara yang dianggap seolah remeh namun punya virus mengerikan dalam kehidupan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar